1. Okobo – Jepang tahun 1970an
Kalau zaman sekarang sudah banyak platform shoes atau sepatu dengan hak yang besar, di Jepang tahun 70an sudah mengenal sepatu yang mirip dengan platform shoes dengan nama Okobo. Okobo memiliki tinggi hinga 14 cm, sehingga pemakainya harus berhati-hati saat berjalan.
Kalau zaman sekarang sudah banyak platform shoes atau sepatu dengan hak yang besar, di Jepang tahun 70an sudah mengenal sepatu yang mirip dengan platform shoes dengan nama Okobo. Okobo memiliki tinggi hinga 14 cm, sehingga pemakainya harus berhati-hati saat berjalan.
Sepatu geisha
yang sangat tinggi ini bukan cuma untuk fashion saja, tapi juga untuk
kepraktisan. Pasalnya, geisha akan memakai kimono yang cantik dan sangat mahal.
Karena bentuk kimono yang panjang dan menjuntai sampai kaki, akan sulit
berjalan di jalanan karena kimono jadi kotor karena lumpur. Karena itulah
mereka memakai okobo.
2. High Heels Pria, Eropa tahun
1700an
Jangan dikira sepatu high heels
dan stocking hanya dipakai wanita saja. Di Eropa tahun 1700an, dua fashion item
tersebut malah dipakai para pria. Ketika pakaian berupa mantel dan celana
diperkenalkan, para pria mulai memperhatikan penampilan kaki mereka. Raja
Louis XIV yang bertubuh agak pendek mulai memakai sepatu hak tinggi agar
terlihat lebih tinggi.
Yang namanya
raja, tentu saja segala hal yang dilakukannya akan diikuti rakyatnya. Termasuk
pemakaian sepatu hak tinggi. Maka sejak saat itu, banyak pria menggunakan
sepatu hak tinggi sebagai salah satu fashion item mereka, agar terlihat keren
dan fashionable.
3. Kabkab, Lebanon antara abad
ke-14 hingga 17
Di Lebanon dulu dikenal sebuah sepatu tinggi yang bernama kabkab atau nalins. Sepatu ini dulunya biasa digunakan oleh para wanita di Timur Tengah agar bisa berjalan dengan praktis di jalanan yang becek dan kotor. Nama kabkab diambil dari suara yang terdengar ketika sepatu ini digunakan di atas lantai marmer.
Sepatu kabkab
milik orang kaya biasanya dihiasi dengan mutiara. Sepatunya sendiri dibuat
dengan lapisan bordir kulit, sutra, atau beludru. Untuk acara khusus, sepatu
ini dihias lebih menarik lagi dengan ukiran dan berbagai ornamen seperti emas
dan perak di bagian engrang sepatu.
4. Chopines, Italia tahun
1580-1620
Di Italia pada zaman Renaissance ada sepatu unik dan aneh yang dikenal dengan nama Chopines. Sepatu ini banyak disukai para wanita Italia pada zaman itu karena bentuknya yang cantik dan mungil. Sepatu dengan tinggi 18cm ini jelas membuat pemakainya terlihat memiliki tubuh yang lebih tinggi dan jenjang.
Selain itu,
sepatu chopines juga membuat pemakainya terlihat lebih berkelas karena dibuat
dari bahan yang mewah dan mahal. Chopines terbuat dari kayu dan dilapisi dengan
sutra halus atau beludru. Kemudian sepatu ini juga dihiasi dengan ornamen renda
perak dan rumbai sutra.
5. Sepatu Tanpa Hak, Tahun 2007
Hingga Sekarang
Sepatu tanpa hak ini mulai dikenal tahun 2007 dalam acara fashion show Antonio Berardi. Tahun 2008, Victoria Beckham memakai sepatu ini yang membuatnya semakin populer dan banyak diincar para penggila fashion. Bentuknya memang terlihat tidak wajar, dan sepertinya akan sulit untuk memakainya.
Awalnya
penggila fashion takut sulit menyeimbangkan diri waktu memakai sepatu ini,
Mereka juga takut rasanya akan sakit dan tidak nyaman, tapi kabarnya memakai
sepatu tersebut sama saja seperti memakai sepatu biasa. Meski begitu, para ahli
medis mengatakan sepatu ini berbahaya untuk kaki, lutut dan tulang belakang
jika dipakai terus menerus.
6. Boots Ballet, tahun 1980an
Hingga Sekarang
Bentuknya mirip dengan sepatu balet, hanya saja sepatu ini memiliki hak yang begitu tinggi dan runcing. Sepatu ini awalnya hanya dimulai sebagai sepatu jimat, tapi kemudian terus tumbuh dan populer hingga menjadi trend fashion.
Dengan memakai
sepatu ini, otomatis kaki dipaksa jinjit sangat tinggi seperti seorang penari
balet. Sepertinya sih akan sulit berjalan dengan memakai sepatu seperti ini.
Yang tidak seimbang pasti akan terus jatuh tengkurap.
Di China zaman dulu, seorang
wanita dikatakan cantik jika bentuk kaki mereka kecil mungil seperti bayi. Kaki
ini dianggap melambangkan keindahan dan kemakmuran, sehingga banyak dilakukan
oleh para wanita bangsawan. Hanya saja, prosesnya sangat menyakitkan!
Proses ini
dilakukan saat anak masih berusia 4 hingga 7 tahun. Kaki dioles dengan ramuan
tumbuh-tumbuhan dan darah hewan agar lemas, sementara kuku kaki dipotong
sedalam mungkin. Selanjutnya kaki ditekuk ke arah telapak kaki hingga tulang
kakinya patah. Jari kaki yang sudah menempel pada telapak kaki kemudian diikat
erat dengan kain. Dalam waktu dua tahun, kaki hanya jadi sepanjang 7 hingga 9
cm saja.
Karena kesulitan berjalan hanya
dengan bertumpu pada tumit, cara jalan mereka jadi sedikit berlenggak-lenggok.
Hal ini pula yang bagi para pria pada masa itu dianggap menggemaskan. Tapi
sayangnya, proses ini berbahaya karena menimbulkan cacat dan infeksi pada kaki.
Aduh, ngeri!
Sepatu sejatinya memang dibuat
untuk melindungi kaki saat sedang berjalan. Seiring berkembangnya zaman,
fungsinya tidak lagi cuma sebatas melindungi kaki, tapi juga sebagai fashion
atau trend. Meski begitu, hal utama yang perlu diperhatikan saat memilih sepatu
seharusnya juga tetap pada kenyamanannya saat dipakai. Dengan demikian, sepatu
tidak akan melukai kaki saat sedang dipakai.
Jika kalian suka didengan postingan ini tolong dikomen dan dishare keteman-teman kalian.
Dan yang pengen sepatu murah bagus dan banyak diskon kunjungi instagram kami di @sepatuyudi
Terima kasih
Jika kalian suka didengan postingan ini tolong dikomen dan dishare keteman-teman kalian.
Dan yang pengen sepatu murah bagus dan banyak diskon kunjungi instagram kami di @sepatuyudi
Terima kasih
No comments:
Post a Comment